Pengertian, Komponen dan Macam-Macam Ekosistem
1. Pengertian Ekosistem.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Komponen Ekosistem
Berdasarkan fungsinya suatu ekosistem terdiri dari dua komponen yaitu (1) komponen autotrophik ( autos = sendiri, trophikhos = menyediakan makanan) artinya organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makannya sendiri berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari dan klorofil (2) komponen heterotrophik ( hetero = berbeda, lain) artinya organisme yang hanya mampu memanfaatkan bahan oraganik sebagai makannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain Berdasarkan komponen penyusunnya, komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi empat (4) komponen yaitu :
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.Contoh pengurai ini adalah bakteri dan jamur.termasuk dalam kelompok tersebut adalah perombak dan detritifor. Perombak adalah Organisme yang mampu merombak bahan organik kompleks, dan menyerap sebagian hasil perombakannya. Organisme ini mampu menghasilkan enzim pencerna bangkai atau bahan organik buangan lainnya. Detritifor adalah organisme pemakan detritus (yaitu fragmen, hancuran, remukan, bagian-bagian lembut dari bahan yang sudah terurai).
Kualitas dan kuantitas komponen dalam suatu ekosistem berbeda-beda. Jika susunan komponen biotik dan abiotiknya berbeda maka interaksi yang terjadi antar komponen akan berubah, karena itulah setiap ekosistem mempunyai penampilan yang tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada ciri keseutuhan ekosistem, baik menyangkut proses pengambilan dan perpindahan energi, pendauran materi maupun produktivitasnya. Kombinasi organisme dan unsur lingkungan dalam sebuah ekosistem selalu menunjukkan penampilan yang khas. Kondisi inilah yang mungkin melahirkan tipe ekosistem yang beraneka ragam.
3. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. Para ahli ekologi umumnya membagi tipe ekosistem di bumi menjadi tiga ekosistem utama yaitu ekosistem darat (terrestrial ecosystem), ekosistem perairan (aquatic ecosystem) dan ekosistem buatan.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1) Bioma gurun
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. Komponen Ekosistem
Berdasarkan fungsinya suatu ekosistem terdiri dari dua komponen yaitu (1) komponen autotrophik ( autos = sendiri, trophikhos = menyediakan makanan) artinya organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makannya sendiri berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari dan klorofil (2) komponen heterotrophik ( hetero = berbeda, lain) artinya organisme yang hanya mampu memanfaatkan bahan oraganik sebagai makannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain Berdasarkan komponen penyusunnya, komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi empat (4) komponen yaitu :
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.Contoh pengurai ini adalah bakteri dan jamur.termasuk dalam kelompok tersebut adalah perombak dan detritifor. Perombak adalah Organisme yang mampu merombak bahan organik kompleks, dan menyerap sebagian hasil perombakannya. Organisme ini mampu menghasilkan enzim pencerna bangkai atau bahan organik buangan lainnya. Detritifor adalah organisme pemakan detritus (yaitu fragmen, hancuran, remukan, bagian-bagian lembut dari bahan yang sudah terurai).
Kualitas dan kuantitas komponen dalam suatu ekosistem berbeda-beda. Jika susunan komponen biotik dan abiotiknya berbeda maka interaksi yang terjadi antar komponen akan berubah, karena itulah setiap ekosistem mempunyai penampilan yang tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada ciri keseutuhan ekosistem, baik menyangkut proses pengambilan dan perpindahan energi, pendauran materi maupun produktivitasnya. Kombinasi organisme dan unsur lingkungan dalam sebuah ekosistem selalu menunjukkan penampilan yang khas. Kondisi inilah yang mungkin melahirkan tipe ekosistem yang beraneka ragam.
3. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. Para ahli ekologi umumnya membagi tipe ekosistem di bumi menjadi tiga ekosistem utama yaitu ekosistem darat (terrestrial ecosystem), ekosistem perairan (aquatic ecosystem) dan ekosistem buatan.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1) Bioma gurun
Gambar : Bioma Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2) Bioma padang rumput
Gambar : Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Dibagi menjadi 2 : Sabana dan Stepaa) Bioma Stepa (Padang Rumput)
Gambar 10.17. Bioma Stepa
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.Ciri-ciri:
- Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
- Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
- Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
- Lingkungan biotik:
-Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora : singa, srigala, anjing liar, cheetah.
b) Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
b) Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Gambar: Bioma Sabana
Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.- Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.
Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.Ciri-ciri:
Gambar : Bioma Hutan Tropis
a) Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225 cm/tahun.b) Matahari bersinar sepanjang tahun.
c) Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil
d) Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
e) Flora: terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. pohon-pohon dapat mencapai ketinggian 20 – 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan.
f) Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
g) Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan- hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
4) Bioma hutan gugur
Gambar : Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang.Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).5) Bioma taiga
Gambar : Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.6) Bioma tundra
Gambar : Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.
1) Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
2) Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton.Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat.Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Klasifikasi Organisme ekosistem air tawar
1) Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2) Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a) Plankton;
Terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b) Nekton;
Hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c) Neuston;
Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d) Perifiton;
merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e) Bentos;
Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1) Danau
Gambar : Berbagai Organisme Air Tawar berdasarkan Cara Hidupnya
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik.Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik.Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Gambar : Empat Daerah Utama Pada Danau Air Tawar
Daerah ini merupakan daerah dangkal.Cahaya matahari menembus dengan optimal.Air yang hangat berdekatan dengan tepi.Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
b) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton.Zooplankton dimakan oleh ikan- ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :
a) Danau Oligotropik
Danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif.
Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b) Danau Eutropik
Gambar : Danau yang mengalami Eutrofikasi
Danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif.Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Pengkayaan danau seperti ini disebut “eutrofikasi”.Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
c. Ekosistem Air Laut ( Ekosistem Bahari )
Beberapa karakteristik Ekosistem bahari antara lain, Salinitasnya tinggi terutama di daerah tropika, semakin jauh dari khatulistiwa salinitas berkurang. Salinitas di permukaan laut dan pada kedalaman yang berbeda bervariasi. Memiliki kadar mineralnya tinggi, dengan ion clorida merupakan ion yang terbanyak. Pengaruh faktor iklim dan cuaca kurang begitu nampak dengan suhu permukan air laut di daerah tropic berkisar antara 25 oc – 30 oc, makin ke arah kutub suhu menurun sampai 0 oc. Adanya aliran air laut dipengaruhi oleh adanya angin dan perputaran bumi.
Organisme yang ada di dalamnya antara lain berbagai jenis tumbuhan, ikan laut, dan berbagai organisme pengurai. Karena tekanan osmosis di luar sel lebih kecil daripada tekanan osmosis di dalam sel, ikan laut menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara terus menerus minum melalui mulutnya, dan sedikit mengeluarkan urine. Pengeluaran air dilakukan secara osmosis, sedangkan garamnya diekskresikan melalui insang.
Berdasarkan jumlah cahaya yang dapat diterima, ekosistem bahari dapat dibedakan menjadi dua yaitu daerah fotik dan afotik. Daerah fotik adalah daerah yang cukup mendapat cahaya matahari, sedangkan daerah afotik adalah daerah yang kurang atau tidak mendapatkan cahaya matahari. Berdasarkan sifat-sifat cara hidupnya, organisme perairan umumnya dapat dikelompokkan antara lain menjadi :
1) Plankton, organisme yang umumnya sangat kecil, hidup melayang-layang di dalam air, Gerakan organisme ini sangat dipengaruhi oleh arus air. Dibedakan menjadi fitoplankton(tumbuhan) dan zooplankton (hewan)
2) Nekton, organisme yang dapat bergerak bebas
3) Neuston, organisme kecil yang bersandar atau berenang di permukaan air
4) Perifiton, organisme yang menempel atau merayap pada organisme atau benda yang lain yang menyembul ke permukaan air
5) Bentos, organisme yang hidup merayap atau melekat di dasar perairan
Kelompok ekosistem bahari dapat dibedakan menjadi ekosistem laut dalam, ekosistem pantai pasir dangkal (litoral) dan Ekosistem pasang surut.
1) Ekosistem laut dalam
Gambar : Organisme penghuni ekosistem laut dalam
Bagian lautan terdalam mempunyai suatu lingkungan yang khas dan diperlukan adaptasi yang luar biasa untuk memungkinkan kehidupan disini. Keadaan di kedalaman ini dingin, gelap dan sunyi.Disini tidak terdapat produsen. Makanan untuk organisme hidup berasal dari bahan organi yang mengendap dari bagian atas, sehingga jumlahnya relative sedikit sekli. Adaptasi yang memungkinkan kehidupan di bawah tekanan di kedalaman mengakibatkan jika terjadi perpindahan ke lapisan atas maka organisme ini tidak dapat hidup. Keanekaragaman dan jumlah organisme biasanya kurang dengan bertambah dalamnya lautan. Dalam kegelapan abadi sebagian besar hewan berwarna hitam atau merah tua dan mempunyai mata yang sangat peka.Di kedalaman lautan kebanyakan hewan dapat membuat cahaya dalam tubuhnya atau serung dinamakan Bioluminisens( yunani: bios + lumon = cahaya). Apakah manfaat bioluminisense bagi organisme ? Selain sebagai identitas organisme, kemampuan ini juga menjadikan organisme laut dalam dapat memikat mangsanya dan membantu organisme dalam menghindarkan diri dari tanda bahaya. Beberapa contoh organisme penghuni ekosistem laut dalam dapat dilihat pada gambar 10.26
2) Ekosistem Pantai Pasir Dangkal
Gambar : Pantai Pasir
( Wildan Yatin, 1986 : 12 )
Ekosistem ini umumnya terdapat di pantai daerah pesisir yang terbuka dan jauh dari pengaruh sungai besar, tetapi ada juga yang terletak di antara dua dinding batu terjal. Komunitas di habitat ini biasanya didominasi oleh beberapa jenis rumput laut dan beberapa macam alga seperti Enhalus acoroides, Halodule tridentata (rumput laut), Sargassum, dan Gracillaria (alga laut).Ekosistem pantai pasir dangkal terdiri dari ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu dan ekosistem pantai lumpur
a) Ekosistem terumbu karang (coral reef)
Gambar : Terumbu Karang di Pulau Timor
( Sugiyanto, 1986 : 12 )
Ekosistem ini merupakan hasil kegiatan dan interaksi antara berbagai jenis organisme, di antaranya Colenterata, cacing laut, siput laut, kerang, dan alga berkapur (Halimeda). Polip karang merupakan organisme kecil pembentuk cangkang kapur. Cangkang ini terus bertumpuk menjadi bentuk yang padat dan massif yang disebut terumbu karang. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang produktif di bumi, dengan produktivitas fotosintesis yang besarnya 3000 kali lipat dari produktivits perairan di sekelilingnya. Kekayaan terumbu karang bertumpu pada hubungan yang khusus antara karang dan batuan. Dalam setiap polip terdapat puluhan ribu tumbuhan bersel satu yang disebut zooxanthellae, yang menyediakan tambahan energi bagi karang melalui proses fotosintsis. Tumbuhan ini juga mendaur ulang zat-zat makanan. Karang menangkap zooplankton dan mangsa lainnya, kotoran yang dikeluarkan karang digunakan oleh zooxanthellae.Terumbu karang terdapat di perairan yang jernih yang merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomi.( Sugiyanto, 1986 : 12 )
Ekosistem jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Jawa, Bali, pulau-pulau sebelah barat Sumatra, Nusa Tenggara, dan Maluku.
b) Ekosistem Pantai Batu
Gambar : Pantai Batu Suwanggi, Wakasihu
Ekosistem jenis ini merupakan batuan cadas yang berasal dari proses konglomerasi (berkumpul dan menyatu) batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur atau terbentuk dari bongkah-bongkahan batu granit yang besar-besar. Ekosistem semacam ini terdapat di daerah pesisir yang berbukit dan berdinding batu di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, Nusa Tenggara, Bali dan sekitar Maluku. Di dalam ekosistem ini banyak terdapat alga Echeuma spinosum, Gelidium,dan juga Sargassum.c) Ekosistem Pantai Lumpur
Terdapat di sekitar muara sungai. Pantai semacam ini banyak dijumpai di Jaawa, Sumatra, Kalimantan, dan IrianJaya. Di dalam ekosistem ini berkembang komunitas pionir Avicenia (api-api), Sonneratia (bakau), dan rumput laut Enhalus acorides.
Hewannya yang paling banyak ialah ikan gelodok.
Tipe ekosistem muara sungai disebut juga ekosistem estuarlina.
d) Ekosistem Pasang Surut ( Ekosistem pantai )
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut, dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
- Formasi pes caprae karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
- Formasi baringtonia didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas.Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang.Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.