Struktur Dan Fungsi Tulang, Otot Dan Sendi Pada Manusia.
A. Mekanisme gerak.
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
1. Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu:
Impuls – dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis
Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.
2. Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh.
a. Gerak Biasa
Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor
b. Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
a. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
b. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
c. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
d. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
e. Spontan, tidak dipelajarai dulu
f. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
g. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
c. Macam refleks:
refleks spinal (pada sumsum tulang belakang),
refleks medulla (pada sumsum lanjutan),
refleks cerebellar (melibatkan otak kecil),
refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain),
refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
1. Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu:
Impuls – dendrit – badan sel saraf – neurit – keluar melewati sinapsis
Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.
2. Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ. Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh.
a. Gerak Biasa
Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – otak – sel saraf motorik – respon pada organ efektor
b. Gerak Refleks
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Ciri gerak refleks yaitu:
a. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama
b. Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut
c. Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu
d. Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls
e. Spontan, tidak dipelajarai dulu
f. Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan
g. Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan
c. Macam refleks:
refleks spinal (pada sumsum tulang belakang),
refleks medulla (pada sumsum lanjutan),
refleks cerebellar (melibatkan otak kecil),
refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain),
refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).
B. Macam-macam gerak.
Otot bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerak. Ada dua macam gerak yang terjadi yaitu antagonis dan sinergis.
Pasangan otot yang melakukan gerak berlawanan terhadap otot yang sedang melakukan kontraksi disebut otot antagonis.
Pasangan otot yang kerjanya saling menunjang disebut otot sinergis.
Berikut adalah contoh gerak antagonis :
1. Ekstensi x Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan tangan/kaki. Contohnya : saat kita berdiri kaki dalam posisi lurus Fleksi adalah gerak membengkokkan. Contohnya : saat jongkok kaki dalam posisi menekuk. Jadi Ekstensi dan Fleksi saling berlawanan. Untuk lebih jelas lihat gambar berikut
2. Supinasi x Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerak menelungkupkan tangan. Jadi Supinasi dan Pronasi saling berlawanan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerak menelungkupkan tangan. Jadi Supinasi dan Pronasi saling berlawanan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut
3. Abduksi x Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan. Contoh: gerak tangan sejajar bahu disebut abduksi .
Adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contoh: sikap sempurna.
jadi Abduksi dan Adduksi saling berlawanan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan. Contoh: gerak tangan sejajar bahu disebut abduksi .
Adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contoh: sikap sempurna.
jadi Abduksi dan Adduksi saling berlawanan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini
4. Depresi x Elevasi
Depresi adalah gerak menurunkan,
Elevasi adalah gerak mengangkat, misalnya gerakan menunduk
Depresi adalah gerak menurunkan,
Elevasi adalah gerak mengangkat, misalnya gerakan menunduk
1. Kelainan Pada sistem gerak (Kelainan Tulang)
Terdapat beberapa kelainan pada sistem gerak yang dapat terjadi pada tulang, di antaranya, rakhitis, osteoporosis, mikrosefalus, patah tulang, terkilir, kelainan bentuk tulang, dan artritis.
a. Kekurangan Vitamin D
Pada tubuh manusia, vitamin D dibentuk dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat dibutuhkan untuk proses pelekatan kalsium di tulang ketika proses penulangan pada masa anak-anak.
Terdapat beberapa kelainan pada sistem gerak yang dapat terjadi pada tulang, di antaranya, rakhitis, osteoporosis, mikrosefalus, patah tulang, terkilir, kelainan bentuk tulang, dan artritis.
a. Kekurangan Vitamin D
Pada tubuh manusia, vitamin D dibentuk dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat dibutuhkan untuk proses pelekatan kalsium di tulang ketika proses penulangan pada masa anak-anak.
b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan pada sistem gerak yang terjadi pada tulang manusia yaitu dimana kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium
Osteoporosis adalah kelainan pada sistem gerak yang terjadi pada tulang manusia yaitu dimana kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium
Selain itu, penderita kelainan ini dapat disebabkan juga oleh kekurangan kalsium dalam makanannya sehingga tubuhnya menggunakan kalsium yang tersimpan pada tulangnya. Akibatnya, pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak.
c. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah kelainan pada sistem gerak terutama pada tulang kepala berupa ukuran kepala bayi yang lebih kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil, seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi tidak sempurna.
d. Patah Tulang (Fraktura)
Ada beberapa jenis patah tulang, yaitu:
Patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
Patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit.
Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita.
e. Terkilir
Seseorang dikatakan terkilir karena ligamen yang membungkus persendian tertarik ketika melakukan gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Pada kasus dislokasi, ligamen sobek sehingga sendi bergeser. Dislokasi disebut juga urai sendi.
f. Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa beban hanya di satu sisi tubuh saja, dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang belakang. Ada beberapa jenis kelainan, yaitu:
c. Mikrosefalus
Mikrosefalus adalah kelainan pada sistem gerak terutama pada tulang kepala berupa ukuran kepala bayi yang lebih kecil atau tidak proporsional. Hal tersebut disebabkan ketika hamil, seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi tidak sempurna.
d. Patah Tulang (Fraktura)
Ada beberapa jenis patah tulang, yaitu:
Patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
Patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit.
Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita.
e. Terkilir
Seseorang dikatakan terkilir karena ligamen yang membungkus persendian tertarik ketika melakukan gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Pada kasus dislokasi, ligamen sobek sehingga sendi bergeser. Dislokasi disebut juga urai sendi.
f. Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Kebiasaan duduk yang salah atau kebiasaan membawa beban hanya di satu sisi tubuh saja, dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang belakang. Ada beberapa jenis kelainan, yaitu:
1) Lordosis, jika bagian leher dan panggul menjorok ke depan;
2) Kifosis, jika posisi punggung dan panggul menjorok ke belakang;
3) Skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.
g. Artritis
Artritis adalah kelainan pada sistem gerak yang terjadi pada persendian. Artritis dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Artritis gout, terjadi karena adanya timbunan asam urat. Pada umumnya, terjadi pada sendi-sendi tangan. Akibatnya, sendi-sendi tangan terlihat lebih besar.
2) Osteoartritis disebabkan oleh menipisnya lapisan tulang rawan di ujung tulang. Hal tersebut menyebabkan persendian sakit ketika digerakkan.
3) Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yang menyebabkan peradangan pada persendian. Sendi dipenuhi oleh cairan getah bening.
4) Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal tersebut tenyebabkan rasa sakit ketika menggerakkan persendian.
2. Kelainan pada sistem gerak manusia (Kelainan Otot)
Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami gangguan. Jika mengalami gangguan, kerja otot dapat terganggu. Gangguan pada otot dapat terlihat, contohnya jika kita bergerak mengalami rasa sakit pada bagian betis atau bagian lainnya. Berikut contoh kelainan dan gangguan yang terjadi pada otot.
a. Atrofi
Atrofi adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak mampu berkontraksi. Pada umumnya, atrofi terjadi karena lama tidak menggunakan otot tersebut. Misalnya, tidak dapat berjalan karena terlalu lama terbaring sakit.
b. Tetanus
Tetanus adalah keadaan otot yang kejang karena terus-menerus menerima rangsang. Kelainan pada sistem gerak seperti tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri yang menghasilkan zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.
c. Miastenia Gravis
Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan mengalami pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga akhirnya tidak berfungsi sama sekali. Pada umumnya, penderita kelainan ini meninggal karena otot-otot yang berhubungan dengan sistem pernapasan tidak dapat berkontraksi.
d. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi. Pada akhirnya, otot akan mengalami kejang atau biasa disebut sebagai kram.
e. Distrofi
Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.
f. Hernia
Hernia disebabkan selaput peritonial yang membatasi rongga perut melemah sehingga tidak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun dan terkadang mencapai testis atau sampai ke daerah lipat paha.
D. Teknologi yang mungkin untuk membantu kelainan pada sistem gerak
Penyembuhan Kanker Tulang
Kemoterapi : biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel kanker. Sayangnya, beberapa sel-sel normal juga mati dalam prosesnya. Obat dirancang untuk membunuh atau tumbuh dengan cepat membagi sel.
Efek samping termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut, infeksi, dan kelelahan.
1. Radioterapi : Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif. Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam pengobatan kanker disamping partikel lain.
2. Pembedahan
3. Amputasi
4. Menggunakan metode teknik baru limb salvage, dimana teknik terapi baru ini telah dikembangkan di hampir semua pusat penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan operasi adalah untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang yang terkena.
Menurut Prof. Errol, operasi ini dibagi menjadi dua:
a. Limb salvage yaitu tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas kaki pasien lain yang baru saja meninggal dunia atau tulang yang terkena tumor pada stadium dini dimatikan dulu dengan radiasi kemudian dipasang lagi.
b. Limb ablation yaitu tulang yang terkena tumor ganas di amputasi. (Errol, 2005: 29). Sekarang sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil. Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.
Kemoterapi yang sekarang dianut adalah neo ajuvant therapy, pada metode ini diberikan terlebih dahulu 3 siklus kemoterapi pra operasi dan kemudian diberikan lagi kemoterapi pasca bedah 3 siklus. Kemoterapi yang biasa diberikan adalah metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin, Doxorubicin (adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (sitoksan), dan Bleomycin
5. Penggantian sendi
Dapat dilakukan dengan cara metode pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan logam. Boggol sendi diganti dengan logam campuran(misal campuran titanium) dan cawan sendi dengan mangkuk plietilena(missal plastic) yang kerapatannya tinggi.Kemudian,kedua sisi direkatkan dengan senyawa metal metakrital berpori yang memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.
6. Penanggulangan kaki O
Yaitu dengan pemakaian sepatu khusus untuk menormalkan kembali dan sepatu tersebut harus selalu dipakai.
7. Penaggulangan Skoliosis Kongenitalis
Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang bayi baru lahir.Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan gangguan pada pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang rusuk.Skoliosis bisa menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan memasang penyangga (brace)sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
8. Penyembuhan patah tulang
Dilakukan dengan cara :
a) Pemasangan gips,bahan kapur yang diletakkan disekitar tulang yang patah.
b) Pembidaian, benda keras yang ditempatkan didaerah sekeliling tulang yang patah.
c) Pembedahan internal, pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
9. Transplantsi sumsum
Yaitu sumsum merah ditransplantasikan dari satu orang ke orang yang lain. Dalam hal ini diperlukan teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang sehat dan menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya,karena sumsum sangat lunak.
2) Kifosis, jika posisi punggung dan panggul menjorok ke belakang;
3) Skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.
g. Artritis
Artritis adalah kelainan pada sistem gerak yang terjadi pada persendian. Artritis dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Artritis gout, terjadi karena adanya timbunan asam urat. Pada umumnya, terjadi pada sendi-sendi tangan. Akibatnya, sendi-sendi tangan terlihat lebih besar.
2) Osteoartritis disebabkan oleh menipisnya lapisan tulang rawan di ujung tulang. Hal tersebut menyebabkan persendian sakit ketika digerakkan.
3) Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yang menyebabkan peradangan pada persendian. Sendi dipenuhi oleh cairan getah bening.
4) Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal tersebut tenyebabkan rasa sakit ketika menggerakkan persendian.
2. Kelainan pada sistem gerak manusia (Kelainan Otot)
Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami gangguan. Jika mengalami gangguan, kerja otot dapat terganggu. Gangguan pada otot dapat terlihat, contohnya jika kita bergerak mengalami rasa sakit pada bagian betis atau bagian lainnya. Berikut contoh kelainan dan gangguan yang terjadi pada otot.
a. Atrofi
Atrofi adalah keadaan otot menjadi sangat kecil sehingga tidak mampu berkontraksi. Pada umumnya, atrofi terjadi karena lama tidak menggunakan otot tersebut. Misalnya, tidak dapat berjalan karena terlalu lama terbaring sakit.
b. Tetanus
Tetanus adalah keadaan otot yang kejang karena terus-menerus menerima rangsang. Kelainan pada sistem gerak seperti tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri yang menghasilkan zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.
c. Miastenia Gravis
Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan mengalami pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga akhirnya tidak berfungsi sama sekali. Pada umumnya, penderita kelainan ini meninggal karena otot-otot yang berhubungan dengan sistem pernapasan tidak dapat berkontraksi.
d. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi. Pada akhirnya, otot akan mengalami kejang atau biasa disebut sebagai kram.
e. Distrofi
Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.
f. Hernia
Hernia disebabkan selaput peritonial yang membatasi rongga perut melemah sehingga tidak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun dan terkadang mencapai testis atau sampai ke daerah lipat paha.
D. Teknologi yang mungkin untuk membantu kelainan pada sistem gerak
Penyembuhan Kanker Tulang
Kemoterapi : biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk mencoba membunuh sel kanker. Sayangnya, beberapa sel-sel normal juga mati dalam prosesnya. Obat dirancang untuk membunuh atau tumbuh dengan cepat membagi sel.
Efek samping termasuk mual dan muntah, kehilangan rambut, infeksi, dan kelelahan.
1. Radioterapi : Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif. Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam pengobatan kanker disamping partikel lain.
2. Pembedahan
3. Amputasi
4. Menggunakan metode teknik baru limb salvage, dimana teknik terapi baru ini telah dikembangkan di hampir semua pusat penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan operasi adalah untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang yang terkena.
Menurut Prof. Errol, operasi ini dibagi menjadi dua:
a. Limb salvage yaitu tulang yang terkena tumor ganas disambung dengan bekas kaki pasien lain yang baru saja meninggal dunia atau tulang yang terkena tumor pada stadium dini dimatikan dulu dengan radiasi kemudian dipasang lagi.
b. Limb ablation yaitu tulang yang terkena tumor ganas di amputasi. (Errol, 2005: 29). Sekarang sebelum dilakukan pembedahan, diberikan kemoterapi yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil. Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai menyebar.
Kemoterapi yang sekarang dianut adalah neo ajuvant therapy, pada metode ini diberikan terlebih dahulu 3 siklus kemoterapi pra operasi dan kemudian diberikan lagi kemoterapi pasca bedah 3 siklus. Kemoterapi yang biasa diberikan adalah metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin, Doxorubicin (adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (sitoksan), dan Bleomycin
5. Penggantian sendi
Dapat dilakukan dengan cara metode pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak dengan logam. Boggol sendi diganti dengan logam campuran(misal campuran titanium) dan cawan sendi dengan mangkuk plietilena(missal plastic) yang kerapatannya tinggi.Kemudian,kedua sisi direkatkan dengan senyawa metal metakrital berpori yang memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.
6. Penanggulangan kaki O
Yaitu dengan pemakaian sepatu khusus untuk menormalkan kembali dan sepatu tersebut harus selalu dipakai.
7. Penaggulangan Skoliosis Kongenitalis
Skoliosis Kongenitalis adalah suatu kelainan pada lengkung tulang belakang bayi baru lahir.Kelainan ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan gangguan pada pembentukan tulang belakang atau peleburan tulang rusuk.Skoliosis bisa menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada anak yang sedang tumbuh, karena itu seringkali dilakukan tindakan pengobatan dengan memasang penyangga (brace)sedini mungkin. Jika keadaan anak semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
8. Penyembuhan patah tulang
Dilakukan dengan cara :
a) Pemasangan gips,bahan kapur yang diletakkan disekitar tulang yang patah.
b) Pembidaian, benda keras yang ditempatkan didaerah sekeliling tulang yang patah.
c) Pembedahan internal, pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan pada tulang yang patah.
9. Transplantsi sumsum
Yaitu sumsum merah ditransplantasikan dari satu orang ke orang yang lain. Dalam hal ini diperlukan teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang sehat dan menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya,karena sumsum sangat lunak.
Sekian Semoga Bermanfaat. Terima kasih.
Belum ada Komentar untuk "Struktur Dan Fungsi Tulang, Otot Dan Sendi Pada Manusia."
Posting Komentar